Cari Blog Ini

Minggu, 30 Desember 2012

Kabupaten Natuna __>>> 0819 9122 1678

Kabupaten Natuna

Kabupaten Natuna 
Sekilas tentang Kabupaten Natuna atau Profil Kabupaten Natuna, Pulau Natuna terletak 600 km sebelah timur laut singapura dan 1100 km sebelah utara Jakarta. Kabupaten Natuna adalah salah satu kabupaten di Propinsi Kepulauan Riau. Posisi Natuna terletak paling utara Indonesia. Di sebelah utara, Natuna berbatasan dengan Vietnam dan Kamboja, di selatan berbatasan dengan Sumatera Selatan dan Jambi, di bagian barat dengan Singapura, Malaysia, Riau, dan Kabupaten Bintan, sedangkan di bagian timur berbatasan dengan Malaysia Timur (Serawak) dan Kalimantan Barat. Natuna berada pada jalur pelayaran internasional Hongkong, Jepang, Korea dan Taiwan.

Ibukota Kabupaten.

Kabupaten Natuna merupakan salah satu kabupaten termuda di Indonesia yang lahir di era reformasi dan otonomi daerah. kabupaten ini merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Kepulauan Riau yang secara resmi terbentuk dengan dasar Undang-undang Nomor 53 Tahun 1999, pusat ibu kotanya Ranai di Pulau Bunguran besar, sebagai ibu kota kabupaten.

Geografis.

Secara Geografis Kabupaten Natuna terletak di belahan Utara Indonesia tepatnya antara 2º Lintang Utara – 5º Lintang Utara dan 104º Bujur Timur – 110º Bujur Timur. Luas Wilayah Kabupaten Natuna ( sebelum Kab. Anambas Terbentuk ) adalah 14.190.120 ha atau 141.901,2 Km2, terdiri dari daratan seluas 323.520 ha (3.235,2 km2) dan perairan seluas 13.866.600 ha (138.66 km2). Wilayah daratan terdiri dari 272 pulau besar dan kecil yang tersebar di perairan Laut Cina Selatan. Dari 272 pulau tersebut, hanya 76 pulau atau 28% yang telah di huni, sedangkan 195 atau lebih kurang 72% pulau lainnya masih belum berpenghuni.
Di antara Pulau Bunguran, Pulau Jemaja ( sekarang masuk kabupaten Anambas) dan Pulau Serasan. Bersama pulau-pulau lainnya, ketiga pulau tersebut membentuk tiga gugusan pulau yaitu :
  1. Gugusan pulau Anambas, terdiri dari Pulau Siantan, Jemaja dan Palmatak ( sekarang telah menjadi kabupaten Anambas dan pisah dari kab. Natuna ).
  2. Gugusan Pulau Natuna, terdiri dari Pulau Laut, Sedanau, Bunguran dan Midai.
  3. Gugusan Pulau Serasan terdiri dari pulau Serasan, Subi Besar, dan Subi Kecil.
Berdasarkan kondisi fisiknya, kabupaten Natuna merupakan tanah berbukit dan bergunung batu, Dataran rendah dan landai banyak di temukan dipinggir pantai. Ketinggian wilayah antara kecamatan cukup beragam, yaitu berkisar antara sampai 3 sampai dengan 959 meter dari permukaan laut dengan kemiringan 2 sasmpai 5 meter. Pada Umumnya struktur tanah terdiri dari batuan yang tanah dasarnya mempunyai bahan dasar granit dan alluvial serta tanah organosol dan gley humus.

Penduduk.

Penduduk Kabupaten Natuna berdasarkan data Biro Pusat Statistik Pada tahun 2005 berjumlah 93.644 jiwa dengan komposisi yang berimbang antara laki-laki dan perempuan. Lebih dari separuhnya terkonsentrasi di gugusan Kepulauan Natuna. Kepadatan penduduk per-km menurut kecamatan menunjukan bahwa Kecamatan Serasan menempati urutan tertinggi yaitu 124,10 jiwa per km2, diikuti oleh kecamatan Midai 123,97 jiwa per km2.  Penduduk kabupaten Natuna tahun 2008 berjumlah sekitar 106.244 jiwa, dengan laju pertumbuhan pertahun 4,29%.

Ekonomi.

Selain letaknya strategis kawasan Pulau Natuna dan sekitarnya pada hakikatnya di karunia serangkaian potesi sumber daya alam yang belum dikelola secara memadai atau ada yang belum dikelola sama sekali. Kabupaten Natuna wilayahnya dikelilingi oleh laut dalam. Dengan posisi dikelilingi laut luas, Natuna menjadi terpencil, serta minim fasilitas sosial dan fasilitas umum. Lautan luas seharusnya membuat Natuna menjadi penghasil di Sektor Kelautan. Namun, letak Natuna terlalu jauh sehingga membuat nelayan tidak mampu memasarkan ikan tangkapannya. Sementara itu, fasilitas ruang pendingin untuk mengawetkan ikan juga minim. Kekayaan laut Natuna diperkirakan dapat menghasilkan lebih dari satu juta ton ikan per tahun. Namun, saat ini baru 36% saja yang termanfaatkan. Pertanian dan perkebunan seperti ubi-ubian, kelapa, karet, sawit, dan cengkeh.  Sedangkan objek wisatanya meliputi wisata bahari seperti pantai, pulau, selain itu wisata gunung, wisata air terjun, wisata gua dan wisata budaya.

Musim.

Iklim di Kabupaten Natuna sangat dipengaruhi oleh perubahan arah angin , musim kemarau biasanya terjadi pada bulan Maret sampai dengan bulan Juli. Curah hujan rata-rata berkisar 137,6 milimeter dengan rata-rata kelembapan udara sekitar 83,17 persen dan temperatur berkisar 27,10 Celcius. Minimnya pemanfaatan potensi laut juga karena pengaruh musim yang hanya ramah selama enam bulan saja. Selebihnya, saat angin utara datang, laut di sekitar Natuna menjadi ganas dan para nelayan memilih berkebun sebagai lahan menyambung hidup.

Pantai.

Gugusan Kepulauan Natuna juga memiliki pemandangan yang indah, dengan panorama pantai yang masih terjaga keasriannya. Natuna demikian elok dan memiliki banyak potensi. Pengunjung dapat menemukan wisata pantai, seperti Pantai Tanjung, Pantai Sebagul, Pantai Teluk Selahang, Pantai Setengar, Pantai Sisi Serasan, Pantai Stress dan sebagainya. Sejumlah lokasi bahkan menjadi tempat favorit bagi penggemar snorkling, pengamat habitat penyu, dan pecinta wisata bawah air.
Pengunjung juga dapat mengunjungi Pulau Senoa dengan menggunakan pompong dan perjalanan ditempuh sekitar 30 menit. Bila dilihat dari fisiknya, bentuk Pulau Senoa menyerupai ibu hamil yang sedang berbaring di atas laut. Karena itu, Pulau ini kerap disebut dengan Pulau Ibu Hamil oleh penduduk setempat. Di Pulau Senoa, pengunjung akan menemukan penyu yang berkeliaran dengan bebas di pinggir pantai. Di Pulau ini juga terdapat sarang burung walet di sejumlah gua.

Wisata Gua.

Selain itu, di Natuna juga ada obyek wisata gua dan batu-batuan seperti gua Batu Sindu, Batu Kapal, Batu Rusia, Alive Stone Park, dan sebagainya. Natuna memiliki sejumlah batu-batu berukuran besar yang tersebar di seluruh pulau. Kini, oleh pemerintah setempat, batu-batu tersebut dilindungi dan dijadikan obyek wisata.
Bentuk batu-batuan ini juga unik, seperti Batu Kapal berupa dua batu besar yang berjajar. Bentuknya menyerupai kapal besar yang terdampat di tepi pantai. Adapun Alif Stone Park berupa batu yang berdiri di atas serakan batu lainnya. Bentuknya menyerupai elips, dan mirip dengan batu yang ditemukan di Afrika.

Kekah Natuna.

Di Natuna, pengunjung juga dapat menemui salah satu spesies kera langka yang biasa disebut dengan nama “kekah (Presbytis Natunae)”. Kekah Natuna hanya hidup dan berkembang di Bunguran seperti di kawasan Gunung Sintu (Pian Tengah, Sepang, Seberang), gunung Ranai, dan Gunung Ceruk.
Bentuk kekah sangat unik, tubuhnya diselimuti oleh bulu-bulu hitam tebal yang diselingi dengan warna putih pada bagian dada hingga kelihatan seperti mengenakan rompi putih dan pada bagian wajah. Mata kekah dikelilingi kulit berwarna putih dan abu-abu. Mereka terlihat seperti mengenakan kacamata.
Seperti jenis-jenis kera lainnya, Kekah yang pemakan buah-buahan, dedaunan, dan umbi-umbian ini juga hidup berkelompok dan agak sulit didekati karena sifatnya yang sedikit pemalu, jika di pelihara hewan ini bisa jadi sangat “manja” kepada pemiliknya. Bila beruntung, Anda dapat menemukannya di jalan raya dalam perjalanan menuju pelabuhan Selat Lampa, Kecamatan Pulau Tiga, Natuna.

Transportasi.

Untuk mencapai ibukota Kabupaten Natuna (Ranai) dapat menggunakan Transportasi Udara. Perjalanan dengan pesawat memakan waktu selama kurang lebih 1 jam 30 menit. Atau dapat juga menggunakan jalur Transportasi Laut dengan kapal Pelni dari Pelabuhan Kijang, Tanjung Pinang, Kepulauan Riau. Kapal ini akan kembali lagi ke Natuna satu minggu kemudian.

Migas.

Kabupaten Natuna saat ini memang menjadi salah satu daerah andalan penghasil minyak dan gas Indonesia. Berdasarkan laporan studi Kementerian dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tahun 2002, cadangan minyak yang dimiliki Natuna mencapai 308,30 Juta Barel. Sementara Cadangan Gas Buminya terbesar se-Indonesia, yaitu sebesar 54,78 triliyun kaki kubik. Tidak mengherankan jika Dana Bagi Hasil Migas menjadi sumber utama pendapatan Daerah Kabupaten Natuna.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar