Cari Blog Ini

Minggu, 30 Desember 2012

Pulau Bintan


Secara Geografis Pulau Bintan terletak 10 km disebelah timur Pulau
Batam dan memiliki luas wilayah 1.100 km2 = 170 luas
Singapura. Tambelan terletak 190 mil disebelah timur Pulau Bintan
dan memiliki luas wilayah 164.9 km2 = 26,8luas Singapura
Batas wilayah Kabupaten Bintan adalah :
Sebelah utara Kabupaten Natuna;
Sebelah selatan Kabupaten Lingga;
Sebelah barat Kabupaten Karimun dan Kota Batam;
Sebelah timur Provinsi Kalimantan Barat.
Dengan terbentuknya kota tanjungpinang sebagai wilayah
administratif menuntut adanya persiapan dari pemerintah
Kabupaten Kepulauan Riau untuk menentukan pusat
pemerintahannya.

Pada tanggal 8 oktober 2003 melalui keputusan dprd no. 75/kpts/
dprd/2003 telah ditetapkan desa Bintan Buyu sebagai Ibukota
Kabupaten Kepulauan Riau. Ibu kota Kabupaten Kepulauan Riau di
desa Bintan Buyu tersebut diberi nama Bandar Seri Bentan dan
diperkuat dengan peraturan pemerintah nomor 38 tahun 2004
tentang penetapan lokasi Ibu kota Kabupaten Kepulauan Riau.
Dengan terbentuknya Provinsi Kepulauan Riau, maka melalui hak
inisiatif DPRD Kabupaten Kepulauan Riau telah diusulkan nama
Kabupaten Kepulauan Riau menjadi Kabupaten Bintan.

Luas Wilayah
Luas wilayah Kabupaten Bintan mencapai 87.777,84 km², namun
luas daratannya hanya 1,49 %,1.319,51 km² saja. Kecamatan
terluas adalah kecamatan gunung kijang dengan luas 344,28 km
dan kecamatan terkecil adalah tambelan yaitu 90,96 kilometer
persegi.
Kabupaten Bintan saat ini hanya terdiri dari 241 buah pulau besar
dan kecil. Hanya 49 buah diantaranya yang sudah dihuni,
sedangkan sisanya walaupun belum berpenghuni sebagian sudah
dimanfaatkan untuk kegiatan pertanian, khususnya usaha
perkebunan.

Iklim
Pada umumnya daerah Kabupaten Bintan beriklim tropis dengan
temperatur rata-rata terendah 23,9 derajat celcius dan tertinggi
rata-rata 31,87 derajat celcius dengan kelembaban udara sekitar 85
persen.

Desa/kelurahan.
KLASIFIKASI DESA/ KELURAHAN

1. Kecamatan Bintan Utara
- Kelurahan Tanjung Uban Utara
- Kelurahan Tanjung Uban
- Kelurahan Tanjung Uban Selatan
- Kelurahan Tanjung Uban Timur
- Desa Lancang Kuning

2. Kecamatan Teluk Sebong
- Kelurahan Kota Baru
- Desa Sebong Pereh
- Desa Sebong Lagoi
- Desa Ekang Anculai
- Desa Sri Bintan
- Desa Pengudang
- Desa Berakit

3. Kecamatan Teluk Bintan
- Kelurahan Tembeling Tanjung
- Desa Penaga
- Desa Pengujan
- Desa Bintan Buyu
- Desa Tembeling
- Desa Pangkil

4. Kecamatan Gunung Kijang
- Kelurahan Kawal
- Desa Malang Rapat
- Desa Teluk Bakau
- Desa Gunung Kijang

5. Kecamatan Bintan Timur
- Kelurahan Sungai Lekop
- Kelurahan Gunung Lengkuas
- Kelurahan Kijang Kota
- Kelurahan Sei Enam

6. Kecamatan Tambelan
- Kelurahan Teluk Sekuni
- Desa Batu Lepuk
- Desa Kampung Melayu
- Desa Kampung Hilir
- Desa Pulau Pinang
- Desa Mentebung
- Desa Pengikik
- Desa Kukup

7. Kecamatan Toapaya
- Kelurahan Toapaya Asri
- Desa Toapaya
- Desa Toapaya Selatan
- Desa Toapaya Utara

8. Kecamatan Mantang
- Desa Mantang Lama
- Desa Mantang Besar
- Desa Mantang Baru
- Desa Dendun

9. Kecamatan Bintan Pesisir
- Desa Mapur
- Desa Numbing
- Desa Kelong
- Desa Air Kelubi

10. Kecamatan Sri Kuala Lobam
- Kelurahan Teluk Lobam
- Kelurahan Tanjung Permai
- Desa Kuala Sempang
- Desa Busung
- Desa Teluk Sasah

Kabupaten Natuna---- GAlery





Kabupaten Natuna __>>> 0819 9122 1678

Kabupaten Natuna

Kabupaten Natuna 
Sekilas tentang Kabupaten Natuna atau Profil Kabupaten Natuna, Pulau Natuna terletak 600 km sebelah timur laut singapura dan 1100 km sebelah utara Jakarta. Kabupaten Natuna adalah salah satu kabupaten di Propinsi Kepulauan Riau. Posisi Natuna terletak paling utara Indonesia. Di sebelah utara, Natuna berbatasan dengan Vietnam dan Kamboja, di selatan berbatasan dengan Sumatera Selatan dan Jambi, di bagian barat dengan Singapura, Malaysia, Riau, dan Kabupaten Bintan, sedangkan di bagian timur berbatasan dengan Malaysia Timur (Serawak) dan Kalimantan Barat. Natuna berada pada jalur pelayaran internasional Hongkong, Jepang, Korea dan Taiwan.

Ibukota Kabupaten.

Kabupaten Natuna merupakan salah satu kabupaten termuda di Indonesia yang lahir di era reformasi dan otonomi daerah. kabupaten ini merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Kepulauan Riau yang secara resmi terbentuk dengan dasar Undang-undang Nomor 53 Tahun 1999, pusat ibu kotanya Ranai di Pulau Bunguran besar, sebagai ibu kota kabupaten.

Geografis.

Secara Geografis Kabupaten Natuna terletak di belahan Utara Indonesia tepatnya antara 2º Lintang Utara – 5º Lintang Utara dan 104º Bujur Timur – 110º Bujur Timur. Luas Wilayah Kabupaten Natuna ( sebelum Kab. Anambas Terbentuk ) adalah 14.190.120 ha atau 141.901,2 Km2, terdiri dari daratan seluas 323.520 ha (3.235,2 km2) dan perairan seluas 13.866.600 ha (138.66 km2). Wilayah daratan terdiri dari 272 pulau besar dan kecil yang tersebar di perairan Laut Cina Selatan. Dari 272 pulau tersebut, hanya 76 pulau atau 28% yang telah di huni, sedangkan 195 atau lebih kurang 72% pulau lainnya masih belum berpenghuni.
Di antara Pulau Bunguran, Pulau Jemaja ( sekarang masuk kabupaten Anambas) dan Pulau Serasan. Bersama pulau-pulau lainnya, ketiga pulau tersebut membentuk tiga gugusan pulau yaitu :
  1. Gugusan pulau Anambas, terdiri dari Pulau Siantan, Jemaja dan Palmatak ( sekarang telah menjadi kabupaten Anambas dan pisah dari kab. Natuna ).
  2. Gugusan Pulau Natuna, terdiri dari Pulau Laut, Sedanau, Bunguran dan Midai.
  3. Gugusan Pulau Serasan terdiri dari pulau Serasan, Subi Besar, dan Subi Kecil.
Berdasarkan kondisi fisiknya, kabupaten Natuna merupakan tanah berbukit dan bergunung batu, Dataran rendah dan landai banyak di temukan dipinggir pantai. Ketinggian wilayah antara kecamatan cukup beragam, yaitu berkisar antara sampai 3 sampai dengan 959 meter dari permukaan laut dengan kemiringan 2 sasmpai 5 meter. Pada Umumnya struktur tanah terdiri dari batuan yang tanah dasarnya mempunyai bahan dasar granit dan alluvial serta tanah organosol dan gley humus.

Penduduk.

Penduduk Kabupaten Natuna berdasarkan data Biro Pusat Statistik Pada tahun 2005 berjumlah 93.644 jiwa dengan komposisi yang berimbang antara laki-laki dan perempuan. Lebih dari separuhnya terkonsentrasi di gugusan Kepulauan Natuna. Kepadatan penduduk per-km menurut kecamatan menunjukan bahwa Kecamatan Serasan menempati urutan tertinggi yaitu 124,10 jiwa per km2, diikuti oleh kecamatan Midai 123,97 jiwa per km2.  Penduduk kabupaten Natuna tahun 2008 berjumlah sekitar 106.244 jiwa, dengan laju pertumbuhan pertahun 4,29%.

Ekonomi.

Selain letaknya strategis kawasan Pulau Natuna dan sekitarnya pada hakikatnya di karunia serangkaian potesi sumber daya alam yang belum dikelola secara memadai atau ada yang belum dikelola sama sekali. Kabupaten Natuna wilayahnya dikelilingi oleh laut dalam. Dengan posisi dikelilingi laut luas, Natuna menjadi terpencil, serta minim fasilitas sosial dan fasilitas umum. Lautan luas seharusnya membuat Natuna menjadi penghasil di Sektor Kelautan. Namun, letak Natuna terlalu jauh sehingga membuat nelayan tidak mampu memasarkan ikan tangkapannya. Sementara itu, fasilitas ruang pendingin untuk mengawetkan ikan juga minim. Kekayaan laut Natuna diperkirakan dapat menghasilkan lebih dari satu juta ton ikan per tahun. Namun, saat ini baru 36% saja yang termanfaatkan. Pertanian dan perkebunan seperti ubi-ubian, kelapa, karet, sawit, dan cengkeh.  Sedangkan objek wisatanya meliputi wisata bahari seperti pantai, pulau, selain itu wisata gunung, wisata air terjun, wisata gua dan wisata budaya.

Musim.

Iklim di Kabupaten Natuna sangat dipengaruhi oleh perubahan arah angin , musim kemarau biasanya terjadi pada bulan Maret sampai dengan bulan Juli. Curah hujan rata-rata berkisar 137,6 milimeter dengan rata-rata kelembapan udara sekitar 83,17 persen dan temperatur berkisar 27,10 Celcius. Minimnya pemanfaatan potensi laut juga karena pengaruh musim yang hanya ramah selama enam bulan saja. Selebihnya, saat angin utara datang, laut di sekitar Natuna menjadi ganas dan para nelayan memilih berkebun sebagai lahan menyambung hidup.

Pantai.

Gugusan Kepulauan Natuna juga memiliki pemandangan yang indah, dengan panorama pantai yang masih terjaga keasriannya. Natuna demikian elok dan memiliki banyak potensi. Pengunjung dapat menemukan wisata pantai, seperti Pantai Tanjung, Pantai Sebagul, Pantai Teluk Selahang, Pantai Setengar, Pantai Sisi Serasan, Pantai Stress dan sebagainya. Sejumlah lokasi bahkan menjadi tempat favorit bagi penggemar snorkling, pengamat habitat penyu, dan pecinta wisata bawah air.
Pengunjung juga dapat mengunjungi Pulau Senoa dengan menggunakan pompong dan perjalanan ditempuh sekitar 30 menit. Bila dilihat dari fisiknya, bentuk Pulau Senoa menyerupai ibu hamil yang sedang berbaring di atas laut. Karena itu, Pulau ini kerap disebut dengan Pulau Ibu Hamil oleh penduduk setempat. Di Pulau Senoa, pengunjung akan menemukan penyu yang berkeliaran dengan bebas di pinggir pantai. Di Pulau ini juga terdapat sarang burung walet di sejumlah gua.

Wisata Gua.

Selain itu, di Natuna juga ada obyek wisata gua dan batu-batuan seperti gua Batu Sindu, Batu Kapal, Batu Rusia, Alive Stone Park, dan sebagainya. Natuna memiliki sejumlah batu-batu berukuran besar yang tersebar di seluruh pulau. Kini, oleh pemerintah setempat, batu-batu tersebut dilindungi dan dijadikan obyek wisata.
Bentuk batu-batuan ini juga unik, seperti Batu Kapal berupa dua batu besar yang berjajar. Bentuknya menyerupai kapal besar yang terdampat di tepi pantai. Adapun Alif Stone Park berupa batu yang berdiri di atas serakan batu lainnya. Bentuknya menyerupai elips, dan mirip dengan batu yang ditemukan di Afrika.

Kekah Natuna.

Di Natuna, pengunjung juga dapat menemui salah satu spesies kera langka yang biasa disebut dengan nama “kekah (Presbytis Natunae)”. Kekah Natuna hanya hidup dan berkembang di Bunguran seperti di kawasan Gunung Sintu (Pian Tengah, Sepang, Seberang), gunung Ranai, dan Gunung Ceruk.
Bentuk kekah sangat unik, tubuhnya diselimuti oleh bulu-bulu hitam tebal yang diselingi dengan warna putih pada bagian dada hingga kelihatan seperti mengenakan rompi putih dan pada bagian wajah. Mata kekah dikelilingi kulit berwarna putih dan abu-abu. Mereka terlihat seperti mengenakan kacamata.
Seperti jenis-jenis kera lainnya, Kekah yang pemakan buah-buahan, dedaunan, dan umbi-umbian ini juga hidup berkelompok dan agak sulit didekati karena sifatnya yang sedikit pemalu, jika di pelihara hewan ini bisa jadi sangat “manja” kepada pemiliknya. Bila beruntung, Anda dapat menemukannya di jalan raya dalam perjalanan menuju pelabuhan Selat Lampa, Kecamatan Pulau Tiga, Natuna.

Transportasi.

Untuk mencapai ibukota Kabupaten Natuna (Ranai) dapat menggunakan Transportasi Udara. Perjalanan dengan pesawat memakan waktu selama kurang lebih 1 jam 30 menit. Atau dapat juga menggunakan jalur Transportasi Laut dengan kapal Pelni dari Pelabuhan Kijang, Tanjung Pinang, Kepulauan Riau. Kapal ini akan kembali lagi ke Natuna satu minggu kemudian.

Migas.

Kabupaten Natuna saat ini memang menjadi salah satu daerah andalan penghasil minyak dan gas Indonesia. Berdasarkan laporan studi Kementerian dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tahun 2002, cadangan minyak yang dimiliki Natuna mencapai 308,30 Juta Barel. Sementara Cadangan Gas Buminya terbesar se-Indonesia, yaitu sebesar 54,78 triliyun kaki kubik. Tidak mengherankan jika Dana Bagi Hasil Migas menjadi sumber utama pendapatan Daerah Kabupaten Natuna.

Kepri island 0819 9122 1678

Bintan dan Batam : 

Objek Wisata di Kepulauan Riau

Pada bulan Desember, saya kebetulan berkesempatan untuk menjelajahi Pulau Bintan dan Batam (karena satu dan berbagai hal, catatan perjalanan ini baru bisa saya tulis sekarang). Kedua pulau ini berada di Provinsi Kepulauan Riau. Letaknya di pertemuan antara Selat Malaka dan Laut Cina Selatan, bertetanggaan dengan Singapuran dan Pulau Lingga.


Letak Pulau Batam dan Bintan

Letak Pulau Batam dan Bintan
Ada apa di Pulau Bintan dan Batam? Bagi anda yang berdomisili di luar Pulau Sumatra, mungkin nama Pulau Bintan masih terdengar asing. Wisata budaya / sejarah dan wisata alam adalah dua andalan wisata dari Pulau ini. Bagi anda yang interest dengan sejarah dan budaya melayu, anda bisa ke Pulau Penyengat. Pulau ini terletak di depan pantai Tanjung Pinang. Di Pulau ini anda bisa melihat sejarah dan sastra melayu seperti Gurindam Dua Belas Karya Raja Ali haji. Di Pulau ini juga terdapat Masjid Raya Sultan Riau yang dindingnya terbuat dari putih telur, makam para raja (termasuk Raja Ali Haji), Istana dan Benteng Pertahanan. Namun karena terbatasnya waktu dan dahulu kami sekeluarga sudah pernah kesana, maka pada kesempatan kali ini kami tidak menyempatkan diri kesana.
Tujuan utama kami ke Tanjung Pinang adalah untuk menikmati pantainya dan melakukan berbagai macam olahraga air. Tanjung Pinang memiliki pantai yang tidak kalah bagusnya dibandingkan daerah lain di Indonesia. Di Pulau ini juga anda bisa melakukan berbagai macam olahraga air. Mengenai hal ini akan saya tulis pada tulisan berikutnya. Sementara tujuan kami ke Batam adalah lebih karena alasan nostalgia. Dahulu kami sekeluarga pernah tinggal disana selama kurang lebih 2 tahun, sehingga kami ingin kembali melihat kota yang dulu pernah kami tinggali.
Tanjung Pinang 1

Tanjung Pinang 1
Perjalanan dimulai dengan pesawat twin propeller Fokker F50 maskapai Riau Airlines dengan tujuan Pekanbaru – Tanjung Pinang – Natuna. Pesawat mendarat di Bandara Raja Ali Haji Fisabillilah (dulunya bernama Bandara Kijang) di kota Tanjung Pinang (Ibu Kota Kepulauan Riau). Disana kami dijemput dengan mobil L300 milik resort yang telah kami booking terlebih dahulu. Kemudian kami langsung menuju sebuah pasar di daerah Temiang untuk makan siang. Pasar ini seperti Chinatown, hampir semua orang disana adalah keturunan Tionghoa. Meraka juga melakukan percakapan sesama mereka dengan bahasa mandarin yang kental. Bahkan koran dan televisi yang mereka lihat pun berbahasa mandarin. Buat anda yang seumur hidup belum pernah ke pesisir timur Sumatra, mungkin anda akan merasa sedang tidak berada di Indoensia saat itu.
Riau Airlines Fokker F50 Twin Propeller

Riau Airlines Fokker F50 Twin Propeller
Disana kami menuju kedai kopi “Santai” yang terkenal dengan masakan asam pedas kepala ikannya. Asam pedasnya memang punya cita rasa yang sedikit berbeda dengan asam pedas yang pernah saya makan. Asam pedas ini terasa lebih gurih. Rasanya merupakan kombinasi dari asam, manis, pedas dan asam yang pas. Lidah saya selalu meneteskan air liur setiap kali mengingat rasanya. Saya tidak begitu mengerti bumbunya apa, tapi yang jelas ada nanasnya. menurut saya ini cukup aneh, asam pedas adalah masakan orang melayu, akan tetapi asam pedas yang super enak ini dijual oleh keturunan Tionghoa.
Asam Pedas Kepala Ikan Maknyus

Asam Pedas Kepala Ikan Maknyus
Setelah makan siang, kami langsung menuju ke Bintan Agro Beach Resort di daerah Teluk Bakau. Resortnya cukup bagus, fasilitasnya lengkap dan terawat. Terlebih lagi resort ini letaknya langsung menghadap pantai yang indah. Fasilitas yang tersedia di resort ini antara lain kolam renang, berbagai macam olahraga air (Snrokling, SCUBA diving, canoeing. banana boating, dan Flying fish), lapangan sepak bola pantai, lapangan voli, dan peminjaman sepeda. Menurut Ayah saya, dari sekian banyak resort yang ada di sekitar Teluk Bakau, resort ini yang paling pas dari segi hargd dan fasilitas yang ditawarkan. Di Tanjung Pinang memang banyak terdapat resort, terutama di daerah Teluk Bakau, Pantai Trikora dan Lagoi. Jika kita jenuh dengan nuansa hotel, kita juga bisa memilih untuk home staying di Pulau Bintan.



Kolam Renang

Kolam Renang
Pantai Resort

Pantai Resort
Banana Boat dan Flying Fish Boat

Banana Boat dan Flying Fish Boat
Di Agro Beach Resort kami hanya sempat canoeing, cycling, bermanin-main voli, bermain sepak bola pantai, dan terakhir snorkeling. Untuk deskripsi mengenai pantai, saya akan khususkan di postingan berikutnya. Sementara ayah dan mama menyempatkan diri untuk dipijat refleksi di sebuah pondok di pinggir pantai. Amboi, bayangkan betapa enaknya. Dimanjakan dengan pijat refleksi dengan pemandangan indah ditambah dengan tiupan angin sepoi-sepoi. Sebenernya ketika itu saya ditawari oleh ayah saya untuk direfleksi juga. Tapi waktu itu saya malu sama mbak-mbaknya, masa masih muda sudah dipijat segala, alhasil dinda jadi korban, dengan bayaran 20 ribu, saya minta dipijat dengan dia malamnya dikamar.

Pondok Refleksi

Pondok Refleksi
Pantai Resort lagi Surut

Pantai Resort lagi Surut
Canoe

Canoe

Setelah dari Agro Beach Resort, kami menuju Pantai Mana-mana di daerah Lagoi. Jalannya tidak besar, kira-kira lebarnya hanya hanya sebesar satu lajur jalan tol ditambah dua meter. Jalannya juga sepi, tidak banyak mobil yang lewat. Kami hanya berpapasan dengan mobil sekali dua kali. Kebanyakan mobil yang lewat adalah bertipe jip seperti land cruiser, atupun jip-jip dual kabin dengan bak dibelakang seperti jenis Mitusbishi Strada. Sekali-kali terlihat mobil truk proyek. Pertambangan bauksit adalah salah satu kegiatan perekonomian yang menjadi andalan Pulau Bintan. Kami jalan menyusur tepian pantai. Terkadang kami menembus hutan-hutan. Pemandangannya sangat indah. Semua masih begitu perawan, jauh dari campur tangan manusia. Benar-benar pemandangan yang langka. Menurut informasi dari ayah saya, ternyata sudah ada klub sepeda yang sering melakukan kegiatannya di daerah ini yang didirikan dan bermarkas di Singapura. Yah itulah yang banyak terjadi di negara kita. Yang sadar dan menikmati kekayaan alam negara kita justru orang lain.

Jalan dari Argo Resrot menuju Lagoi

Jalan dari Argo Resrot menuju Lagoi
Pemandangan di Teluk Bakau

Pemandangan di Teluk Bakau
Pemandangan Teluk Bakau 2

Pemandangan Teluk Bakau 2
Pemandangan Teluk Bakau 3

Pemandangan Teluk Bakau 3
Teluk Bakau Resort

Teluk Bakau Resort

Pantai mana-mana saat ini telah berubah nama menjadi Nirwana Beach Club. Nirwana Beach Club terletak di daerah Lagoi. Di daerah Lagoi banyak sekali terdapat resort-resort mahal yang kebanyakan dikunjungi oleh orang asing. Harga permalamnya ada yang mencapai $ 4.000. Saya tidak bisa membayangkan menginap di sebuah resort seharaga $ 4.000 perbulan, mungkin kalau gatal saja ada yang menggarukkan. Heheh… Kawasan ini memang benar-benar eksklusif. Pemasarannya memang ditargetkan untuk orang asing.
Orang asing tersebut hampir kebanyakan masuk dari Singapura. Dari Singapura mereka menyeberang dengan kapal feri langsung menuju Tanjung Pinang. Setelah saya googling, ternyata memang banyak agen-agen perjalanan di Singapura yang menawarkan paket perjalan ke Tanjung Pinang ini. Lagi-lagi saya miris, Tanjung Pinang itu wilayah Indonesia, tapi kenapa justru orang Singapura yang banyak meraup keuntungan? Bahkan investor dari resort-resort tersebut pun berasal dari Singapura. Bahkan di sini kita bisa membayar dengan menggunakan mata uang Singapura, benar-benar menyedihkan. ckckkc
Di Nirwana Beach Club kami melakukan berbagai macam olahraga air. Di sini saya melepaskan hasrat dan obsesi saya untuk menyetir kapal dengan mengendarai Jet Ski. Nirwana Beach Club tidak begitu ramai seperti Pantai Nusa Dua di Bali. Oleh karena itu, kesempatan untuk mengendarai Jet Skinya pun bisa lebih lama. Waw, saya benar-benar sangat senang ketika itu, menerjang ombak dengan menggunakan Jet Ski, sudah obsesi saya sejak lama. Selain itu kami juga menyempatkan diri untuk bermain Banan Boat dan Canoeing.
Nirwana Beach 1

Nirwana Beach 1
Nirwana Beach 2

Nirwana Beach 2
Bermain Jet Ski

Bermain Jet Ski
Setelah dari Nirwana Beach Club kami menuju Tanjung Uban untuk menyebrang menggunakan feri menuju Telaga Pungkur, Batam. Di Batam kami melakukan kegiatan nostalgia. Kami dahulu pernah tinggal di Batam pada tahun 1993 – 1994. Saya dan Abang saya sempat bersekolah SD disana, sementara Affan sempat TK. Waktu itu kami menuju daerah Sekupang dimana kami tinggal. Kami melihat rumah kantor ayah saya yang dulu kami tempat. Setelah itu kami sempat berkunjung ke TK Affan dan SD Kartini I yang merupakan tempat saya dan Abang saya bersekolah. terakhir kami mengunjungi kantor Dinas PU tempat ayah saya berkerja dulu.
Kapal Motor untuk Menyeberang ke Batam

Kapal Motor untuk Menyeberang ke Batam
Selain itu kami juga menyempatkan diri untuk berputar-putar di Nagoya. Kawasan yang dulu terkenal sebagai tempat membeli barang-barang elektronik ini tampaknya saat ini tidak lagi begitu ramai. Barang-barang elektroniknyapun tidak begitu variatif. Harganyapun tidak begitu bersaing dengan Glodok ataupun Roxy. Batam memang sudah tidak seramai dulu lagi. Kami di Batam hanya satu malam. Pada keesokan harinya kami pun menuju Bandar Udara Hang Nadim untuk kembali pulang. Ayah, Mama, dan Dinda kembali menuju Pekanbaru, sementara Saya, Bang Ashri dan Affan langsung menuju Jakarta untuk kembali ke Bandung dan berkuliah seperti Biasanya.

Sabtu, 29 Desember 2012

Sejarah Kota Tanjungpinang

Tanjungpinang adalah sebuah kota di ujung selatan Pulau Bintan,dan berjarak sekitar 1,5 jam perjalanan kapal laut dari singapura dan 3 jam dari Johor-Malaysia.Kota yang sarat akan sejarah, budaya dan adat istiadat Melayu. Kondisi Geografisnya yang terdiri dari beberapa pulau merupakan keistimewaan tersendiri bagi Kota Tanjungpinang. Salah satu pulau yang sarat dengan sejarah adalah Pulau Penyengat, Pulau ini tidak terlalu besar, hanya 3.5 Km 2 akan tetapi di Pulau ini terdapat banyak peninggalan berupa potensi cagar budaya dengan wujud bangunan-bangunan arsitektural, makam, dan Situs. Disisi lain Pulau Penyengat adalah tempat kelahiran Pahlawan Nasional Bahasa Raja Ali Haji yang terkenal dengan Gurindam 12-nya ini terletak pada lokasi yang sangat startegis yaitu berada di sebelah barat Kota Tanjungpinang dan untuk kesana dapat dilewati dengan jalur transportasi laut tak lebih dari 15 menit.

Dahulu Pulau yang berhadapan dengan Kuala Sungai Riau ini selalu menjadi tempat pemberhentian para pelaut yang lewat di kawasan ini terutama untuk mengambil air tawar. Konon suatu ketika para pelaut yang sedang mengambil air tawar tersebut diserang oleh sejenis lebah yang disebut Penyengat. Akibat serangan lebah tersebut, jatuh korban jiwa dari pelaut. Sejak saat itulah pulau ini dinamakan Penyengat Indera Sakti dan selanjutnya lebih dikenal dengan Pulau Penyengat sampai sekarang. Karena letaknya yang cukup strategis bagi pertahanan, Pulau Penyengat dijadikan Pusat Kubu pertahanan Kerjaan Riau oleh Raja Haji yang Dipertuan Muda Riau IV (termasyhur dengan gelar Raja Haji Syahid Fisabilillah/Marhum Teluk Ketapang) ketika melawan Belanda pada tahun 1782-1784.

Pada tahun 1803 Pulau Penyengat yang telah di bina dari dari sebuah pusat pertahanan menjadi negeri dengan segala fasilitas yang memadai, dijadikan mahar dari Baginda Raja Sultan Mahmud kepada Raja Hamidah atau Engku Puteri, anak seorang yang dipertuan Riau yang terkemuka yaitu Raja Haji Fisabilillah atau Marhum Teluk Ketapang. Selanjutnya pulau Penyengat menjadi tempat kediaman resmi Para Yang Dipertuan Muda Kerajaan Riau Lingga, sementara Sultan (Yang Dipertuan Besar) berkedudukan di Daik-Lingga.

Diantara beberapa peniggalan Sultan Riau yang terdapat di Pulau Penyengat sebagai bukti sejarah pada masa lampau yaitu :

* Masjid Agung Sultan Riau
* Empat buah komplek makam Raja
* Dua buah bekas istana dan beberapa gedung lama, dan
* Benteng pertahanan, sumur dan taman.

Kota Tanjungpinang dengan posisinya yang agak tersuruk, terlindung dari pengaruh cuaca buruk dan alur laut yang cukup dalam merupakan tempat yang ideal bagi armada pelayaran untuk berlindung dari serangan badai, atau untuk berlabuh sementara mengambil air dan perbekalan. Menjelang berdirinya Kerajaan Riau (1722), Tanjungpinang telah menjadi kubu pertahanan Raja Kechik dalam perang saudara merebutkan tahta Kerajaan Johor melawan Tengku Sulaiman dan sekutunya. Setelah berdiri kerajaan Riau, kedudukan Tanjungpinang sebagai pusat pertahanan makin jelas ketika Riau bersiap menghadapi perang melawan Belanda (VOC) antara tahun 1782-1784. Benteng Riau di Tanjungpinang dan sekitarnya sangat berjasa dalam menahan serbuan armada Belanda ke pusat kerajaan Riau dan memaksa Belanda mundur ke Malaka.

Semenjak tahun 1784, Tanjungpinang mulai tumbuh sebagai sebuah tempat pemukiman dan kemudian menjadi sebuah kota yang juga berperan sebagai bandar dagang. Fungsi dan kedudukan sebagai pusat perdagangan menjadikan Tanjungpinang sebagai kota penting di Sumatra bagian Timur sesudah Medan san Palembang. Selain Tanjungpinang ditetapkan sebagai ibukota keresidenan Belanda untuk wilayah yang cukup luas, yaitu sampai kesebagian Sumatra bagian Tengah dan sebagian Sumatra bagian Utara. Pada tahun 1983, sesuai dengan peraturan pemerintah nomor 31 tahun 1983 tanggal 18 Oktober 1983 telah dibentuk Kota Administratif Tanjungpinang yang membawahi kecamatan Tanjungpinang Timur dan Tanjungpinang Barat.

Selanjutnya pada tahun 2001 sesuai dengan Undang-Undang nomor 5 tahun 2001 tanggal 21 Juni 2001, kota Administratif Tanjungpinang menjadi kota Tanjungpinang dengan membawahi 4 kecamatan yaitu Kecamatan Tanjungpinang Kota, Kecamatan Tanjungpinang Barat, Kecamatan Bukit Bestari dan Kecamatan Tanjungpinang Timur.

Pantai Lagoi

Pantai Lagoi. Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dan menjadi negara yang mempunyai garis pantai terpanjang kedua di dunia, sehingga tidak mengherankan bila negara kita tercinta ini kaya akan objek wisata pantai dan wisata baharinya. Salah satu pantai terindah itu adalah Pantai Lagoi.
Pantai Lagoi terletak di Kecamatan Bintan Utara, Kabupaten Bintan, Propinsi Kepulauan Riau. Pantai ini begitu indah dan tak kalah dengan pantai-pantai yang ada di Pulau Bali maupun Lombok. Dengan keindahan yang dimilikinya, banyak sekali wisatawan asing yang berkunjung ke pantai ini, terutama turis yang berasal dari Singapura, karena memang Pantai Lagoi ini hanya berjarak 45 kilometer sebelah tenggara Negeri Singa itu.
Beberapa Resort
Pantai Lagoi menawarkan keindahan alam yang mengagumkan. Pohon kelapa yang tumbuh rapi di tepi pantai berpadu dengan pasir putih yang lembut, membuat suasana di pantai ini begitu tenang. Ditambah suara deru ombak dan jernihnya air laut serta hembusan angin laut yang menerpa tubuh kita, menjadikan pantai ini layak disebut sebagai pantai bintang lima (kaya' hotel aja).
Pemandangan Dari Resort
Banyak aktivitas yang bisa dilakukan di pantai ini seperti berjemur, berenang, snorkeling, diving, dan sebagainya. Tak jauh dari pantai, terdapat beberapa resort bertaraf internasional dengan berbagai fasilitas seperti spa, area bermain golf dan kolam renang yang siap menyambut para wisatawan. 

Menyusuri Sungai Sebong
Setelah puas bermain di pantai dan bermain golf di resort-resort tersebut, wisatawan bisa melanjutkan aktivitas wisatanya menuju ke Sungai Sebong yang tak jauh dari pantai ini. Dengan menyewa perahu, pengunjung bisa menyusuri Sungai Sebong sembari melihat-lihat berbagai tumbuhan mangrove yang tumbuh di tepi sungai tersebut. Selain tumbuhan, bila beruntung pengunjung bisa menjumpai hewan-hewan liar yang hidup di pinggiran sungai. Keunikan Sungai Sebong ini adalah airnya yang terbagi menjadi 3 jenis yaitu asin, payau, dan tawar.
Untuk kuliner, di kawasan pantai ini banyak terdapat restoran-restoran terutama restoran seafood. Selain restoran, terdapat juga warung makan tradisional yang menjual kuliner khas Bintan yaitu Gonggong dan Otak-otak. Gonggong adalah sate siput laut sedangkan otak-otak sama serti yang biasa kita makan.
Suasana Di Telaga Punggur
Banyak rute untuk menuju ke Pantai Lagoi ini. Dari Pulau Batam bisa menggunakan speedboat di Telaga Punggur menuju ke Pantai Lagoi. Selain menggunakan speedboat, pengunjung bisa menaiki kapal Roro di Telaga Punggur, namun keberangkatannya sesuai jadwal. Bila melalui jalur darat, bisa dari Tanjung Pinang melalui Tanjung Uban menuju Pantai Lagoi sejauh 80 kilometer yang biasanya ditempuh dalam waktu 2 jam.